UMKM KAMPUNG YANG MENDUNIA

Pinjam Modal Orang Tua, Karya Pertama Sablonan Pecah 

Nasional | Selasa, 04 Juli 2023 - 18:32 WIB

Pinjam Modal Orang Tua, Karya Pertama Sablonan Pecah 
Masterpiece Blitar, UMKM kampung yang menembus pasar internasional. (ISTIMEWA)

SURABAYA (RIAUPOS.CO) – Perlu semangat pantang menyerah dari Fashichul Chadiq untuk membangun usaha.  Bahkan, kegagalan demi kegagalan saat memulai usaha pembuatan kaos membuat dia semakin tertantang menghasilkan produk lebih bagus. Hasilnya, karyanya dipakai brand-brand terkenal mancanegara.
--

Lokasi usaha yang dijalankan jauh dari hingar bingar. Wajar, Desa Sidodadi, di Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar. Sebuah tempat yang jaraknya puluhan kilometer dari Kota Surabaya yang dikenal sebagai kota kedua terbesar di Indonesia.


Namun, siapa sangka, dari sana, kaos-kaos merek terkenal dunia dikerjakan oleh usaha makro, kecil, dan menengah (UMKM). Sebuah usaha jasa yang bernama Masterpiece Blitar, dipercaya brand-brand papan atas dunia untuk memproduksi kaos yang akan dijual ke pasar internasional.

''Brand itu dari Singapura,  Malaysia, Taiwan, Hongkong, dan Australia. Mereka bekerja sama dengan saya sejak 2021,'' kata Fashichul Chadiq, pemilik UMKM Masterpiece Blitar.

Hanya, diakuinya, untuk membangun usaha seperti sekarang tidak mudah. Di awal itu, ide memberikan nama pun tak punya.

''Itu nama bisnis kakak karena saya tidak punya ide nama ketika awal memulai bisnis," ujarnya.

Bahkan, dia memulai dari modal meminta orang tuanya. Chadiq pinjam Rp500 ribu. 

''Saya pakai buat belanja kaos dan bahan sablon. Saya memilih menerjuni sablon  kaos karena sudah punya dasar menyablon,'' ungkapnya.

Seorang rekan menjadi pelanggan pertama. Hanya saja, karya pertamanya belum sesuai harapan.

''Sablonnya pecah dan ada yang rontok. Saya bilang ke teman, gak apa-apa nanti diganti dan saya buatkan baru,'' jelas dia.

Namun,  pada sablonan kedua, hasilnya tetap pecah. Untung,  ujar Chadiq, teman itu udah memahami kalo dia masih belajar.

''Akhirnya sisa bahan yang ada saya pakai untuk belajar. Sisa 1 kaos pun juga saya coba untuk belajar. Alhamdulillah, kaos sablonan itu  sepertinya udah layak untuk jual,'' papar dia.

Itu, kata Chadiq, membuat percaya diri menekuni jasa sablon kaos. Pesanan pertama sekitar 10 biji berani dia diterima.

''Saya mengandalkan uang muka customer untuk modal keperluan belanja. Hasilnya belum terlalu bagus tapi pemesan masih memaklumi,'' ungkap Chadiq.

Barulah setelah tiga bulan berjalan, hasil sablon kaos Chadiq mulai bagus dan disebut layak. Kaos pesanan dari komunitas gamer online sebanyak 100 lembar dikerjakan dengan bagus dan pembayarannya lunas.

''Bahkan sampai tiga kali pembuatan,'' ujarnya lagi.

Kesuksesan ini membuat Chadiq berani mempromosikan karyanya di media sosial.  Kemudian oleh seorang teman, Chadiq dikenalkan dengan owner brand.

''Brand tersebut membuat uji coba di awal untuk memastikan hasilnya. Alhamdulillah deal dengan hasil awal,'' lanjutnya sambil mengenang masa itu periode 2017-2018.

Sejak itu, ada beberapa brand lokal yang mempercayakan ke Masterpiece Blitar. Sampai akhirnya, jasa yang diberikannya tersebut mendapat kepercayaan dari brand-brand mancanegara.(diq/jpg)

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook